Selasa, 31 Juli 2012

Bisnis era 3000

Aih! Dunia bisnis benar-benar berubah! *jreng-jreng-jreng :efek sinetron*
Begitupula bisnis di Indonesia!. Mungkin temen-temen udah pada tau ya kalau di akhir 2010 kemarin, perekonomian Indonesia akhirnya mencapai income/capita US$3.000, nah.. angka tiga rebu itu akhirnya menyebabkan banyak manusia yang derajat/kastanya naik, dari kalangan proletar menjadi aristokrat! (Lebay..).

FYI bro, angka capita 3000 itu sebenernya termasuk keramat, China yang dulunya carut marut perekonomiannya, eh tiba-tiba sekarang jadi penguasa di bidang bisnis dan ekonomi(walau kebanyakan yang dijual barang KW kayak di blok M sih haha) dan ternyata mereka memulai menjadi 'penguasa' setelah mencapai GDP US$ 3.000 itu lho. Beuh! apakah Indonesia bakal sama kaya China yak? wow!

Nah, tanda-tanda perubahan yang terjadi di Indoensia setelah mencapai GDP US$ 3.000 itu apa dah? menurut salah satu pembicara di pelatihan Forum Indonesia Muda, yaitu bisa dilihat dari perubahan gaya beli konsumen. Sekarang kita bisa liat, buanyak banget yang namanya resto-resto di mall atau semacam foodcourt yang harganya itu terjangkau. Kita ambil contoh Solaria, pada tau kan? udah pernah ke sini? (gue sih beloman hahaaa).. nah, Solaria itu punya konsep tempat makan yang gayanya 'high' (punya gengsi gitu loh) namun terjangkau dari segi harga. Terus hubungannya dengan 'perubahan gaya beli konsumen apa?'.. nah begini nih, gara-gara pendapatan per-kapita orang Indonesia naik, maka terjadilah perubahan kasta, kita sih biasa mengklasifikasikan kasta-kasta itu sebagai berikut:

A -untuk tingkat atas
B -untuk tingkat menengah
C -untuk tingkat bawah
D -untuk tingkat bawaaaahhhh banget


Sehingga setelah menembus capita US$ 3.000 itu, dari kalangan D naik menjadi kalangan C, dan begitupula di kalangan C, banyak yang naik menjadi kalangan B. 





Secara psikologis, orang-orang di kalangan C dan D itu, dulunya takut untuk makan di Mallkarena bayangan mereka: 'mahal','orang kaya','nggak bisa ngutang','Nggak ada gorengan', dll. Namun, setelah terjadinya GDP US$ 3.000 itu, gaya beli mereka pun berubah karena secara psikologis atau mental mereka juga telah berubah! "Saya mau makan enak! bosen tempe mulu!","Nyoba ah makan ke Mall, sekali-kali, lagi ada duit nih","Saya orang terlanjur kayaaa! Huahaha! Merakbaaall enteee!!" (efek negatif GDP US$ 3.000 = jadi sombong wkwkwk), mereka pun mulai memberanikan diri untuk masuk ke 'wilayah' yang dulu mereka enggan masuki.. bayangkan! ada berapa juta orang baru yang masuk ke 'wilayah' ini? sebuah peluang bisnis yang besar banget kan?. Nah, itulah yang diliat sama Solaria, mereka tahu kebutuhan 'orang-orang baru' ini.. dibuatlah konsep tempat makan yang high (punya gengsi) namun masih terjangkau. Cerdas! dan terbukti, bejibun deh yang beli, nggak ada matinya Solaria. Dijamin deh, kalau Solaria itu buka tempat makannyanya waktu jaman dulu sebelum GDP mencapai US$ 3.000 nggak bakal deh selaku sekarang, apalagi kalau buka tempat makannya pas zaman purba, lebih nggak laku lagi.. malah tempat makannya dimakan sama Dinosaurus. hehe.

So, yang perlu kita tarik pelajarannya: Bisnis sekarang udah beda banget bro!, pelajari medan peperangan yang sekarang. Amati perubahan gaya beli dan mental masyarakat saat ini, cenderung kemana.. analisa lalu temukan peluang bisnisnya.

Oke ya, segini dulu aja pembukaannya, nanti kita akan bahas banyak hal lagi mengenai pengaruh-pengaruh angka keramat 3000 ini dan juga bisnis seperti apa yang 'hidup' di zaman ini? (sok tau banget gue udah kayak ahli aja hahaha). 


Muhammad Maula Nurudin Alhaq
Mahasiswa Kewirausahaan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB kerma Seamolec batch 6

0 komentar:

Posting Komentar